Memperingati tahun ke-empat, berulangnya tanggal penetapan SK pengangkatan pegawai. Sebenarnya saya bingung hendak menuliskan hikmah sepak terjang dalam per-karir-an duniawi atau tips bagaimana cara bertahan dengan pekerjaan administratif, yang kata orang sangat membosankan, selama empat tahun lamanya. Daripada bingung, saya tuliskan saja keduanya ya hehehe. Sebab, hikmah yang didapat selama bekerja di perusahaan listrik berusaha saya rangkum supaya dapat dijadikan tips dan trik, yang semoga bisa diterapkan oleh para sohibul korporat dimana pun kalian bekerja. Barangkali ada yang sudah mencapai titik bosan level ultimate dengan segala pekerjaan yang disuguhkan, semoga postingan ini bisa membuat kita jatuh cinta lagi pada pekerjaan kita. Semoga Allah memampukan, tiada daya upaya tanpa pertolongan Allah.
Saya pribadi bukanlah pegawai yang berprestasi. Biasa aja, ngga ada istimewanya. Jadi tentu saja, postingan ini akan sangat subjektif.
Postingan ini dibuat pada hari Selasa tanggal 31 bulan Agustus tahun 2021 dimana merupakan H-1 dari tanggal ulang tahun ke-empat SK pengangkatan pegawai saya, hihi. Selamat ulang tahun SK, semoga semakin membawa keberkahan bagi banyak insan. Jika tahun-tahun kemarin yang selalu terlintas dalam benak adalah menginventarisir hal apa saja yang sudah saya dapat selama bekerja, maka mungkin tahun ini saya ingin mengubahnya menjadi momen perenungan diri. Apa yang sudah sanggup saya beri? Apa kabar kontribusi? Bagaimana kualitas karya? Sudahkah saya menjadi bagian dari solusi?
Pertanyaan yang sungguh sulit. Apalagi jika kembali membaca paragraf kedua tulisan ini. Jika diibaratkan seorang murid, saya bukan tipe murid yang akan dengan senang hati mengacungkan tangan ketika ada guru yang bertanya "Siapa yang bisa jawab?" padahal saya tau pasti jawabannya apa. Namun yang tidak saya tau secara pasti adalah apakah saya memiliki keberanian untuk mengacungkan tangan dan menjawab pertanyaan tersebut. Setiap analogi semacam itu terlintas dalam benak, saya selalu menyemangati diri dengan kalimat 'gakpapa lin, setidaknya sekarang kamu menyadarinya'. Langkah kaki saya hanya mampu menapaki tangga kesadaran, belum bisa melangkah ke tangga perbaikan. Seperti itu terus sampai akhirnya saya lulus dan bekerja selama empat tahun disini.
Seolah berjalan jauh tapi kemudian jenuh
Saya pernah merencanakan di tahun kesekian bekerja, saya sudah bisa mencapai ini itu ini itu. Definisi sukses sebagai seorang pegawai korporasi adalah memiliki gerak karir yang cepat, selalu terlihat dan tidak lama-lama berdiam di tempat. Saya pun tidak luput memimpikannya. Ah tapi ternyata, semenjak 01 September 2017, saya masih disini, di meja yang sama, menatap file pekerjaan yang sama, mengeksekusi berkas dengan alur yang itu-itu saja, berkutat dengan tantangan yang kemudian berubah menjadi sebuah ah gitu doang. Sombong ya saya ini, hehehe. Ya tapi benar begitulah yang saya rasakan. Saya sempat merutuki diri, kenapa karir kamu nggak cemerlang lin. Menjadikan nominal pendapatan sebagai parameter keberhasilan, pertambahan skill harus diiringi pula dengan pertambahan aset, mutasi adalah sebuah prestasi. Kenyataan pahitnya adalah, semua itu hanya sebatas angan-angan. Tiada satu pun yang berhasil saya capai, bahkan hingga 01 Spetember menyapa lagi lagi dan lagi. Di suatu titik, saya merasa gagal berkembang.
Kejenuhan sebagai momen menumbuhkan kesadaran
Namun kemudian, banyak sekali kejadian-kejadian yang atas ijin Allah, mampu menyadarkan saya. Bahwa setiap peran layak diapresiasi. Apakah bumi ini akan indah jika semua tumbuhannya menjulang tinggi? Bumi tetap membutuhkan tumbuhan yang tumbuh merambat, tumbuh hanya sejengkal, tidak tinggi, namun tetap bermanfaat. Bagaimana jika pohon teh dibiarkan tumbuh menjulang? tentu akan sulit mendapat teh kualitas terbaik sebab konon, teh kualitas terbaik hanya ada di pucuknya (perkenalkan Aline si korban iklan). Setiap peran harus diapresiasi bukan?
Jenuh dengan pekerjaan yang itu-itu saja selama empat tahun lamanya adalah hal yang manusiawi. Apalagi melihat pencapaian teman-teman lain yang sudah naik kelas berulang kali. Ah, saya kurang sibuk, sehingga sempat mencemaskan pencapaian orang lain. Namun kemudian saya mencoba melihat sisi sebaliknya. Melihat sisi yang tersembunyi, atau sengaja disembunyikan mungkin biar seru hehe. Rejeki-nya Aline mungkin bukan di pencapaian karir, namun pada hal-hal lain yang juga tidak kalah bernilai tinggi. Apakah itu? Waktu luang, sehingga bisa mengikuti banyak kelas pengembangan diri. Waktu senggang, sehingga lebih banyak buku yang bisa dibaca. Waktu berkualitas, sehingga bisa dengan segenap hati memahami pekerjaan yang sedang digeluti. Barangkali Aline bisa jadi master of blablabla, yang sudah mengantongi empat tahun pengalaman, setia tidak berpindah ke hati selainnya.
MashaAllah, banyak sekali rejeki yang diberi :''
Never ending reframing
Bagaimana agar jenuh yang dirasakan tidak semakin meresahkan?
Hadapi saja, jangan lari. Sadari bahwa memang ini amanah yang tepat kita sandang. Saat ini, hanya kita-lah yang mampu melaksanakan amanah ini, orang lain tidak ada yang sanggup. Potensi diri bisa melejit apabila kualitas kita pada saat mengeksekusi pekerjaan tetap terjaga. Ubah cara kita memandang pekerjaan yang saat ini disuguhkan. Benar saja, pekerjaan saya sekarang dipenuhi dengan pekerjaan administratif, mengulang pola yang sama setiap minggunya. Siapa yang tidak jenuh jika pekerjaan tersebut hanya sanggup dimaknai sebagaimana yang terlintas di depan mata?
pekerjaan administratif, mana keren?
Namun akan berbeda ketika saya mencoba menggali makna yang lebih dalam. Pekerjaan administratif inilah yang menjembatani pekerjaan-pekerjaan besar lainnya. Ketika berkas-berkas tagihan dieksekusi lebih cepat, tentu pekerjaan selainnya akan lebih lancar. Pekerjaan lapangan secara tidak langsung juga akan lebih cepat terselesaikan, sebab sudah tidak dipusingkan dengan administrasi yang tersendat. Listrik bisa dinikmati lebih cepat, sehingga kualitas dan taraf hidup pelanggan meningkat. Sumber daya manusia bisa lebih berdaya, hingga akhirnya Nusa Terang dan Tumbuh tidak hanya menjadi jargon semata. Wah, keren sekali pekerjaan saya iniiii :D
Dengan terus memandang jauh ke dalam dan melihat impact pekerjaan secara lebih luas, maka semoga saya dimampukan untuk jatuh cinta berulang kali terhadap pekerjaan yang sudah empat tahun saya lakoni. Jenuh tentu ada, namun jenuh yang bersahabat dengan peluh dan pemaknaan yang sungguh-sungguh tentu akan membuat diri kita semakin teduh. Terima kasih ya Rabb, atas segala sesuatu yang tersuguh.
Seni reframing kondisi. Tidak melulu yang ditangkap panca indera selalu kita artikan apa adanya. Kadang ia butuh pemaknaan jauh lebih besar dari apa yang sanggup dilihat mata telanjang. Saya mendapat ilmu ini dari kak Melinda Nurimanisa, ya Rabb, semoga Engkau jadikan ini ladang pahala untuk kak Mel.
Tahun ke-empat, semoga menjadi tahun yang tepat untuk melesat.
Tahun ke-empat, semoga menjadi tahun penuh manfaat.
Sebab saya sadar, waktu hidup di dunia terlalu sia-sia jika hanya cemas menanti yang tak kunjung diberi. Berusaha menghidupi hari ini. Modal saya hanya hari ini. Memperbaiki diri dengan niat tulus karena Allah menyenangi hamba yang senantiasa memperbaiki dirinya, bukan untuk naik jabatan, bukan untuk naik gaji, apalagi mutasi.
Dunia kerja, ruang kelas raksasa. Realita kehidupan manusia dewasa yang mendewasakan.
Selamat bertumbuh Aline dan sohibul korporat dimana pun kalian bekerja. Kamu hebat!
Comments
Post a Comment