Halo readers :D
Senang sekali akhirnya semester
yang berat telah berhasil aku lewati. Yah meskipun hasil yang kudapat tidak
sesuai ekspektasiku sebelumnya. Hmmm, ikhtiarnya musti dievaluasi lagi hehe.
Semester yang baru telah menanti.
Yeee, semester tua. Aku bukan lagi mahasiswa baru, bukan lagi mahasiswa
tengah-tengah, tapi sudah menjelma jadi mahasiswa kawak, haha. Sudah mulai
mencium bau-bau Tugas Akhir, sudah mulai menyusun strategi lulus cepat, dan
yang paling penting adalah sudah mulai tobat, wkwk.
Throw back semester-semester
kemarin, ada banyak hal yang sebenarnya aku sesali. Banyaaaaak. Banyak
buangeet. But, what can I do for it? I have no power to bring back the time.
Aku telah banyak menyia-nyiakan waktu. Membuang percuma kesempatan meraih hasil
yang lebih baik. Membuat pilihan yang salah. Dan yang paling fatal adalah
terlalu larut dalam kesedihan yang tiada berujung. Oh it was my fault.
Aku di semester terdahulu adalah aku yang
sangat pandai merangkai alasan, merangkai pembenaran atas asumsi yang aku buat
sendiri yang jelas-jelas nggak ada data validnya, yang selalu bisa mematahkan
opini membangun dari orang lain, yang menganggap mimpi bisa diwujudkan semudah
bikin mie instan, yang selalu berfikiran ‘ahsudahlah, toh aku juga gak bakalan
bisa’, no fight, powerless, yeah, it was me.
Dan eng ing eng, penyesalan
selalu datang di akhir, dengan cara yang indah dan membuat suakit hati yang
sudah terlanjur suakit. Huuuf. Melihat bagaimana aku dan hasil yang mampu aku
raih selama semester kemarin, rasanya pengen terbang dan ngga usah balik lagi
ke tembalang, hehe. Malu, malu banget.
Adalah memalukan ketika bukan
hanya kamu yang diberi beban mata kuliah monster tapi akhirnya cuma kamu yang
gagal, haha, begitulah aku :”
Teman-temanku banyak yang curhat
betapa sulitnya mereka memahami mata kuliah yang entah dibikin se-mbundet itu,
tapi akhirnya mereka bisa melaluinya dengan sangat awesome. Tentu saja mereka
tidak hanya berhenti di titik Curhat, tapi terus berjalan sampai akhir dengan
modal Berjuang, Belajar dan Berdoa. Aku ngefans banget sama mereka. Serius.
Ada yang merelakan jatah weekend hanya demi
belajar ekstra bareng temen yang dirasa lebih mampu. Ada juga yang dengan
sangat ikhlas isi ulang kuota tiap hari demi ngedapetin bahan-bahan materi yang
ngga ada di buku pegangan. Ada yang nginep berhari-hari di kosan temen demi
keselamatan nilai UAS. Ada. Ada!
Mungkin aku terlalu menyepelekan.
Aku menganggap semua akan bisa aku lalui dengan baik. Why? Cause I’m capable in
accounting. Aku sudah mengenal akuntansi sejak aku masih berseragam abu-abu.
Aku menyukai akuntansi lebih dari mata pelajaran apapun. How could I get that
trouble?
Aku melupakan satu hal di titik
ini. Anggapanku sangatlah salah. Aku bukan lebih mampu atau lebih pintar atau
lebih bisa, tapi sebenarnya aku hanya lebih dulu mengenal akuntansi. Yah, hanya
lebih ‘dulu’. Ini hanya persoalan waktu. Ketika teman-temanku yang notabenenya
datang dengan modal otak kiri penuh dengan materi selain akuntansi, akhirnya
bisa juga mengimbangi bahkan mengungguli kami para ‘terdahulu’, hahaha. Salut
buat mereka semua.
Dan wahai jiwa-jiwa yang sudah
terlanjur merasa mampu, jangan pernah lengah dalam segala situasi. Semua
berjalan, semua berpindah, bahkan benda sekecil debu pun juga berpindah tempat.
Maka tetaplah belajar, karena merasa cukup berilmu adalah awal dari kemunduran.
Pasti ada sesuatu yang belum kita tahu. Sebab Zat yang Maha Tau hanyalah Allah
Swt. dan tentu saja merasa paling tahu sama sekali tidak menunjukkan manusia
berilmu. Dunia ini penuh dengan hal menarik jika kita mau melihat lebih lekat.
Sempat aku membaca sebuah nasihat yang menguatkan pernyataanku
sebelumnya, begini bunyinya kira-kira,
“Setiap ilmuku bertambah, setiap itu pula semakin bertambah
pengetahuanku akan kebodohanku.” – Imam Syafii.
Dan juga, nasihat yang satu ini aku dengar dari seoarang dosen yang
sangat aku favoritkan,
“Semakin kita belajar akuntansi, semakin kita merasa bodoh.” It’s
True!
Satu lagi nasihat dari mbak yang selalu berhasil menginspirasi,
“Belajar adalah kebutuhan, seperti kita butuh makan.”
Semester lalu boleh buruk, tapi
semester depan dan hasil akhir haruslah baik. It’s a Must!
Alinea.
semangat gan semoga semester depat mendapatkan hasil yang memuaskan
ReplyDeleteAmin, thanks gan
DeleteKak Aline.. gak sengaja nemuin blog kak Aline nih waktu browsing soal donor darah, gak sengaja baca postingan ini. Jadi ngefansssssss banget sama kak Aline :)
ReplyDeleteDuh aku SKSD banget ya kak wkwk
Salam kenal kak Aline, Aku Dinda, cata 32 KSR PMI Unit Polines :D
Halo dek Adinda :)
Deletewiliih terharu bgt tulisanku ada yg baca hehe. Makasih udah mampir dek. Sering-sering ya, eh, hehehehe. Yuk gabung di Aline lovers, wkwk, maaf bercanda.
Salam kenal juga dek din, aku Aline KSR angkatan 30, hehe :D