Boba : Bulir-Bulir Bahagia

Jumat malam kali ini riuh, riuh karena suara hujan.

Tak hanya riuh namun juga teduh. Sekali hujan datang, panas hasil akumulasi siang tadi hilang tak bersisa. Sejenak teringat masa-masa dimana aku menantikan hujan. Hujan yang ditunggu-tunggu kedatangannya kadang malah tak kunjung datang. Menyebalkan. Sedang tadi, ketika aku sedang melahap boba pertamaku, hujan datang tanpa rasa bersalah. Boba pertamaku, dingin di luar dan di dalam.

Apakah sebal? tidak juga. Bobaku dingin, badanku dingin, bagian bawah celanaku basah, tapi tak sedikit pun ada perasaan resah. Aku menikmati semuanya, bersama seseorang. Seseorang yang hampir selalu ada di momentum pertamaku mencoba sesuatu. Termasuk si boba tadi. Silahkan hujan sederas-derasnya, aku tetap bahagia, hehehehe.

Apakah ini penting untuk diceritakan? tentu saja, hahahaha. Sebagai pengingat betapa hal-hal yang seharusnya menyebalkan bisa menjadi yah-nggak-se-menyebalkan-itu kok, tergantung pada dengan siapa kita berada hahaha. Bahagia itu memang benar-benar sederhana, asal kita memilih bahagia pada hal-hal yang sederhana.

Sederhana-kan bahagiamu.



Comments