KESIAPAN YANG DIPERSIAPKAN

"Bagaimana jika tanah yang kita pijak pun tak bisa dijadikan tempat berlindung?"

Masih segar dalam ingatan bagaimana Indonesia berduka karena salah satu tempat indahnya diguncang gempa. Lombok dan setiap jiwa di dalamnya sedang diuji, bahkan mungkin sampai saat ini masih berperang melawan rasa cemas dan kekhawatiran tentang proses bangkit melanjutkan kehidupan. Duka semua orang. Ada saudaraku disana, ada temanku disana, dan makhluk Tuhan yang lain, tak luput dari duka.

Tak lama setelah Lombok, kembali Indonesia diguncang keresahan. Penggalangan dana dan bantuan untuk gempa Lombok belum usai, namun kabar buruk kembali berhembus. Kali ini Sulawesi yang diuji. Palu dan Donggala, meski tak pernah sekalipun ku pijakkan kakiku disana, namun tetap saja ada teman seperjuanganku disana. Duka ini seperti digandakan. Tak hanya gempa, tsunami pun ikut menyapa.

Mengapa sesering ini?

Sudah kubilang di awal, ini kerasahan semua orang. 

Kali ini datang dari Grup Whatssapp-ku, Pemburu Hantu. Isinya cukup 5, namun jangan ditanya manfaatnya. Salah satu topik yang kami obrolkan saat itu adalah tentang Gempa Bumi. Berawal dari salah seorang temanku yang berhasil mengkatham-kan pendidikannya di bidang Geografi, namanya Trias Medita, membagikan beberapa tautan tentang Gempa Bumi. Cukup panjang dan menarik. Sudah pasti ini makanannya sehari-hari, karena banyak unsur geografisnya to hehe. Momen yang tepat untuk bertanya langsung kepada yang memahami ilmunya :)

Sudah tak bisa dipungkiri, Indonesia masuk dalam sasaran empuk terkena gempa. Ada banyak titik-titik yang aku tak paham namanya apa, tapi banyak yang mengartikan titik-titik itu sebagai titik gempa yang berpotensi terjadi. Seramnya, hampir semua wilayah di Indonesia dikerubungi titik-titik gempa, termasuk NTT, termasuk (tentu saja) Pulau Flores dan juga maumere :(


Mak, sekarang ku lihat laut macam lihat Indomaret, mudah dijangkau dan ramah karena mudah ditemui. Worry sekali jadinya, bagaimana jika gempa? Mau lari kemana? Ada laut disana-sini, terkepung, mampus kau :(

Ku ajukan pertanyaan pertama ku pada Trias, 
Bisakah patahan yang menyebabkan gempa diprediksi? 

Well, sebelumnya Trias membagikan tulisan yang isinya membahas tentang kondisi geografis di Indonesia dan potensi sesarnya alias patahan, dialah penyebab segala gempa di muka bumi ini.Begini kira-kira,
Indonesia bnyak zona subduksi..
Zona subduksi= zona prtemuan 2 lempeng. 2 lempeng ini saling kontra, tipe yg saling nubruk2 satu sama lain.
Karena nubruk2,,jdinya ada gempa dan trbentuk gunung api
Well said banget ga sih :')) ibu guru bertalenta 

Pertanyaan keduaku akhirnya mengekor,
Teori menghadapi situasi darurat juga sudah disosialisasikan, namun tetap saja berharap kondisi yg kondusif saat bencana terjadi itu tidaklah mudah. Lantas what should we do?
Apa sesarnya bisa dicegah? 

Pertanyaan semacam itu muncul karena tips dan trik menghadapi bencana apapun itu terkadang tak bisa dipraktekan dengan baik ketika bencana benar-benar tiba. Panik. Kalau sudah panik pasti, Lari. Tapi sulit juga tenang dalam keadaan seperti itu, iya gak sih, iya gak? :(
Terus biar gausah ada korban banyak-banyak, bisa ga sih sesarnya dicegah gitu? Supaya tentram hati ini tinggal berdekatan dengan laut dan rumput.
Pertanyaan ketiga akhirya terucap juga,
Lantas what should we do?

Oh ini sudah disebut ya tadi hehehe. Akutu musti ngapain dong, kalo sudah dihadapkan dengan situasi seperti itu wahai ibu guru. Diskusi terjadi saat jam produktif sebenarnya, jadi memang respon yang Trias berikan agak lama, gemas ya.
Akhirnya do'i datang dengan Trias is typing... lama banget sumpah typingnya, bikin skripsi kah yas? hehehe.

dan jawabannya, MashaAllah pantes typingnya lama :D

Pertanyaan pertama kurang lebih dijawab seperti ini,
Yes dora. Gempa tidak dapat dicegah namun harus tetap dihadapi.
Ini ngutip dari penjelasan para ahli, semoga ga keliru yang aku kutip. Saat ini belum ada alat atau teknologi yang bisa memprediksi waktu dan kekuatan gempa. Dalam sejarah, baru 1 kali kejadian gempa dapat diprediksi, yaitu di China tahun 1974 (korban sekitar 300). Keberhasilan ini karena ada studi mendalam tentang aktivitas gempa dan ulang tahun gempa tersebut. Jadi pemerintah China waktu itu memprediksi Juni 1974 akan terjadi gempa. Kapan tanggal-hari-jamnya sama sekali gatau. Terkait penelitian-penelitian berikutnya ga cukup mnggembirakan. Gempa masih sulit diprediksi dan butuh riset yang sangat panjang. 
Mungkin ini maksud Allah juga gais, blm mengijinkan manusia untuk mngetahui prediksi waktu gempa. Biar kita selalu siap mghadapi segala skenarioNya.
Setuju banget sama part ini. Bayangkan jika gempa bisa diprediksi, orang-orang pasti ricuh, lari. Sama seperti ketika Gunung Api mau meletus, ricuh kan, tapi gunung api dampak letusannya bisa diprediksi, tanda-tandanya juga jelas, alhasil metode pengungsian pun bisa ancang-ancang dulu. Kalo gempa gimana ceunah? Mana aja yang kena, ya kali satu pulau ngungsi.
Bu Dwikorita (kepala bmkg) jg mnyampaikan jika gempa itu ibarat kematian. Kapan kamu mati? kapan gempa terjadi?
Itu 2 jawaban yg ghaib.
Trias juga sampaikan begini,
Allah sengaja merahasiakan kematian kita biar kitanya nanti dateng ke Allah dengan persiapan dan bekal terbaik pun (mungkin) sama dengan gempa. Kita mghadapi gempa bukan disaat gempa itu terjadi saja, tetapi juga sebelum terjadi apakah kita udah siap "disapa" oleh gempa2 disini?

Marilah kita menundukkan kepala sejenak teman-teman :(

Pertanyaan terakhir ku pun dijawab dengan apik dan otakku merespon 'bener juga ya'

Mungkin ini sedikit tips gais untuk secure dengan gempa:
  1. Yg prioritas adalah upgrade iman kita, tunaikan kewajinan, minimalisir dosa. Krena mgkin ini sangat brperan utk mengurangi kepanikan saat trjadi bencana. 
  2. Kenali tempat tinggal kita. Bencana apa aja yg brpotensi trjadi. Cek peta potensi gempa di indonesia, cari tau jenis tanah disini, kenali morfologinya (datar2 aja/berbukit/ada sungai-laut-danau, kberadaan pohon2 dll). 
  3. Klo udh kenal wilayah & tau potensi bencananya, kita siapin kyak simulasi pribadi. Klo misal ada bencana ini hrs ngapain, lari kemana.
  4. Saat trjadi bencana, hal utama yg dilakukan adlah saving life.
  5. Update info kebencanaan dari sumber yg kredible. Misal bnpb, bmkg.
  6. Cek rumah atau tempat tinggal kita.
  • Kalo pas gempa hrs lari kemana (liat sekitar ada pohon/penghalang lain nggak)
  • klo ga sempet lari, ngumpet di bawah meja yg kokoh/cari sudut pojokan rumah yg dirasa kuat alias ga akan ambruk.
  • gimana perabotan kita? Mmbahayakan ga kira2. Mgkin perlu ditata ulang biar lebih safety.
  • belajar dari jepang juga, mreka hidup sederhana & ga suka trlalu mmiliki bnyak barang2 di rumahnya. Mgkin itu juga kesadaran adaptasi krena disana sering gempa.
  • nanti klo bngun rumah cek dlu jenis tanahnya, potensi bencananya, dan hrs dibuat dg material yg tahan guncangan. 
Belajar dari salah satu korban gempa sulteng..saat gempa hebat, nalurinya cuma berkata bhwa dia hrs lari ke bandara. Krena bandara tempatnya lapang, cukup aman dari bangunan & pastinya jadi akses semua pihak pasca gempa.
 Chat dari Trias saya copas langsung, jadi mohon maaf jika ada typo :)

Kesimpulannya mungkin begini,
Kita nggak bisa menghindari gempa. Bisa saja tempat kita yang selanjutnya disambangi gempa. Tak boleh menyalahkan struktur geografis negara kita. Ada minus pasti ada plus. Bumi Indonesia indah, percayalah. Hidup tenang dengan selalu mengingat, oh bumi Indonesia yang indah ini hanya kusambangi sementara saja. Apapun yang terjadi, kita pasti siap. Panik sudah pasti, tapi setidaknya kita siap. Psikologis kita pasti akan berpengaruh ke tindakan kita selanjutnya.
Siap yang saya maksud disini, bukan siap pasrah menerima segala kenyataan. Lakukan segala yang bisa kita lakukan. Sperti yang tertuang dalam jawaban Trias poin 2 dst. Kita masih bisa meminimalisir kerugian dan korban. Sisanya serahlan ke Allah saja :)






Sekian sharing dari diskusi saya dengan rekan-rekan pemburu hantu. Semoga bermanfaat! :D

Alinea.

Comments