The 30th Summaries #5



MASA KEPENGURUSAN



Angkatan 29 resmi menyerahkan tanggung jawab kepengurusan kepada kami, kira-kira bulan April tahun 2015, dimulailah masa kami sebagai pengurus. Inilah hal unik lain dari KSR, dimana masa jabatan individunya selama 3 periode berturu-turut. Hal tersebut membuat kami matang dalam hal berorganisasi. Masa kepengurusan adalah masa dimana kami-lah penentu kebijakan dan perancang sistem organisasi. Di masa ini, kami harus bersedia melakukan transfer ilmu dan pengalaman kepada adik-adik kami Angkatan 31 dan 32, serta belajar bagaimana menjadi pembuat sistem yang baik. Di awal, kami merasa mudah saja menjadi seorang pengurus, betapa dahsyatnya ya hehe. Namun, ibarat senjata makan tuan, kami yang dulu saat menjabat panitia berpendapat bahwa ‘jadi pengurus itu enak’, harus mengkoreksi kembali pendapat kami itu. 

Jika panitia adalah tangan dan kaki dari sebuah organisasi, maka pengurus adalah otak-nya. Semua punya porsi kerja masing-masing yang tidak bisa disepelekan. Sulit ternyata menjadi seperti Ki Hajar Dewantoro yang menyiarkan semboyan Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Seperti itulah seharusnya pengurus sebagai, tidak hanya otak, namun juga penggerak organisasi yang ideal.
Beberapa pembaharuan telah kami lakukan di awal kepengurusan. Salah satunya adalah perubahan STO dan perbaikan sistem mulai dari sistem perekrutan, sistem administrasi, sistem penjarkoman, sistem humas, serta program kerja baru yang banyak berubah dari tahun sebelumnya. Tentu saja setiap keputusan memiliki resiko masing-masing. Seperti melempar mata dadu, kami tidak tahu akan seperti apa dampaknya. Tapi dalam membuat keputusan, tentu saja telah kami pikirkan matang-matang dan akan kami pertanggung jawabkan kelak.

Kami sadar bahwa dalam setiap kinerja kami, ada banyak yang melihat dan menilai. Kami menjadi panutan adik-adik. Tak jarang mereka mengeluhkan kinerja kami ketika ritmenya mulai menurun. Dalam proses ini kami belajar bahwa menerima kritik dari yang lebih tua itu mudah, yang sulit adalah menerima kritik dan masukan dari yang lebih muda. Seperti tamparan tiada ujung, kami harus menerima setiap kritik dan masukan dari adik-adik kami. Evaluasi untuk kami sendiri. Lagi. Siapa bilang pengurus selalu benar? Hehehe. Kami juga butuh pengingat dan butuh ditegur jika salah.

 
Karya kami sebagai pengurus tercermin dari terbentuknya karakter Angkatan 31 dan 32. Mereka adalah hasil karya kami secara nyata. Tak bisa dipungkiri memang, selama menjalankan roda organisasi dengan panitia, masih ada banyak kekurangan. Di sisi lain, ada banyak pula pencapaian yang berhasil adik-adik lakukan selama menjalankan proker. Kebanggaan sesungguhnya ketika menjadi pengurus adalah melihat kinerja panitia lebih baik dari kinerja kami sebelumnya.


Comments