PERSONILisasi in story

Menjelang akhir semester 5, masih belum basi kan kalau ngobrol tentang organisasi? hehe

Sebenernya aku udah lama kepingin cerita tentang ini. Tapi ya begitulah, mood-nya suka ilang-ilangan. Well, jadi bingung kan mau mulai dari mana, hahaha. Ya baiklah, hemmm bersiaplah mendengar ceritaku :)
Tahun lalu, tepatnya saat pembentukan kepengurusan organisasi yang aku naungi, organisasi apa? ya tebak sendirilah, aku diamanahi sebuah tanggung jawab yang emmm bagiku adalah sesuatu yang sangat baru. Bukan baru sih sebenernya, tapi nggak kebayang aja aku menjadi bagian dari bidang itu.

Personil.
Adalah salah satu subbidang yang ada di organisasi yang aku naungi saat ini. Job disc-nya antara lain mirip seperti departemen sumber daya manusia kalau menilik organisasi pada umumnya. Lantas kenapa namanya personil? Yaaa karena organisasiku selalu tampil beda yeeee. Subbidang yang satu ini punya peranan yang lumayan besar. Dari mulai keanggotaan baru sampai alumni, semua diatur di subbidang ini. Dan kabar baiknya adalah organisasi yang aku naungi ini sudah meluluskan hampir 30 angkatan. Betapa ruar biasa eksisnya bukan? 

Di awal kepengurusan, aku merasa semua pasti dapat dengan mudah dilalui. Apanya yang sulit sih cuma mengatur sistem anggota masuk dan keluar. Ya, seperti itulah yang aku pikirkan dulu. Akan sangat menyenangkan pastinya karena pikirku, aku bisa lebih akrab dengan teman-teman satu organisasi. Tapi meman benar kata para tetua, bahwa praktek tak semudah teori. Hamburadul di pertengahan kepengurusan, itulah yang kurasakan. Gagal? Oh tentu saja belum. Ini belum akhir dan masih bisa diperbaiki.

Apa yang membuat ini semua menjadi sulit?
Job Disc yang harus aku garap ternyata tidak hanya mengurus anggota masuk dan keluar - keluar di sini artinya sudah menjadi alumni - namun juga menjaga agar organisasi ini tetap bernyawa. Apa maksudnya? begini teman, kita sama-sama tahu bahwa organisasi adalah sekolah kedua yang mengajarkan kita cara bersosialisasi dan melakukan kegiatan ekstrakulikuler selain kegiatan akademis, nah organisasi tidak akan mampu menjadi tempat belajar ketika hanya diisi oleh satu orang ataupun segelintir orang yang tidak saling terikat hatinya. Widiiih serem ya. No baper ya pliss, hahaha.

Tapi memang seperti itulah kenyataannya temans. Organisasi harus bernyawa dan nyawa dari sebuah organisasi adalah anggota-anggotanya tentu saja. Dalam organisasi, kita butuh orang lain untuk dapat menerapkan teori kepimpinan, melatih kepedulian dan juga beradu pendapat jika diperlukan. Bagaimana bisa semua itu didapat ketika tidak ada greget antar satu anggota dengan anggota lain? Nihil. Kosong. Failed. Jadi sudah ketahuan kan, job disc personil yang menurutku paling berat adalah tetap mempertahankan 'nyawa' dari organisasi ini. Menjaga teman-temanku, saudara-saudaraku, menjaga kecintaan mereka pada organisasi ini, menjaga semangat mereka dan tentunya menjaga agar organisasi ini tetap greget di jalannya.

Sulit. Sungguh sulit.
Ketika kamu dihadapkan pada banyak tipe watak anggota yang tentunya sangat bervariasi. Ada banyak pro kontra atas satu keputusan kecil, yang bisa saja berpotensi menyebabkan perpecahan. Oh My Godness. Aku lupa bahwa yang kuhadapi bukan lagi buku-buku atau soal pilihan ganda, yang kuhadapi adalah manusia dengan beragam karakternya. Dan jangan lupakan, akupun adalah manusia yang punya karakter berbeda dengan teman-teman yang lain. Semua kalo dicampur enak jadi rujak hemmmm.

Namun dari tanggung jawab inilah aku belajar banyak hal. Bahwasanya kesungguhan, loyalitas, kerja cerdas, kerja ikhlas, kerja keras dan kerja tuntas serta kepedulian antar anggota meskipun sulit, semua itu bisa ditumbuhkan dengan dukungan dari anggota yang lain tentunya. Aku tak bisa bekerja sendiri. tak mungkin bisa. Organisasi ini butuh sosok-sosok pemikir, penggembira dan juga sosok-sosok dengan karakter unik lain. Semua menjadi 'seru' ketika kita menyikapi semua perbedaan yang ada dengan terus melakukan toleransi dan memahami satu sama lain. Meskipun pada akhirnya, semua akan kembali pada niat masing-masing individu akan berkontribusi apa pada organisasi. Up to you, gengs :)

Aku menjadi lebih peduli dengan teman-temanku. Yah, kedengaran munafik memang. Ketika aku mendekati mereka, terlihat seperti aku melakukannya karena aku adalah bagian dari subbidang personil. Sampai-sampai semua hafal, ketika aku menanyakan kabar mereka, atau menanyakan basa basi yang lain, semua menebak pasti ada sesuatu. Sepik sepik Iblis. Aku jadi agak gimana gitu gengs. Sediiiih. Yah memang kuakui, mungkin aku tak akan menjadi seramah ini kalau aku bukan bagian dari subbidang personil, namun aku berusaha menumbuhkan kepedulian itu. Percayalah, akupun masih belajar dan akan terus belajar bagaimana menjadi 'aku' yang berbeda dari 'aku' sebelum masuk organisasi ini.

Pesanku untuk semua teman-temanku, saudara-saudaraku, tetaplah menjadi diri kalian sendiri apapun keadaannya. Tak perlu menjadi orang lain. Hanya saja, perbaiki yang memang seharusnya harus diperbaiki. Karena tanpa kita sadari, terkadang perkataan atau perbuatan yang kita lakukan bisa saj merugikan orang lain. Karena ini adalah organisasi, tempat dimana orang-orang di dalamnya sedang dalam fase belajar, jadi jangan sampai ada yang merasa dirugikan. Semua sama di sini. Kita bisa saling mengingatkan, saling menceritakan masalah masing-masing dan mencari solusi bersama-sama. Ah, seneng banget ngebayanginnya :'))
Dan temans, tentu saja kita tak harus jadi staff personil ataupun jadi kasubid personil dulu untuk bisa melakukan peran-peran sebagai personil. Ihiiirrr curhaaat :D
Karena kita semua, anggota oganisasi, mempunyai tanggung jawab untuk membuat organisasi ini tetap bernyawa. Sampai tiba saatnya kita bisa memetik hasil dari belajar kita, karena cerdas nggak hanya di kelas :)

Tetap semangat semuanya. Keluargaku KSR PMI Unit POLINES. 
Terima kasih atas kesempatan belajar yang luar biasa.
Maaf agak sedikit meracau. 
Salam. 
Alinea 30


Comments