Semangat Mutlak !

Assalamu'alaikum ^^
Pembaca Blog yang berbudi pekerti luhur *etdaaaah, hahaha, selamat jumpa kembali dengan postingan blog yang tema-nya emmm maaf masih bernuansa perasaan. Mohon maklum ya teman-teman :( saat ini saya sedang mengalami guncangan perasaan yang maha dahsyat *hiperboliskumat hehehe. Bercanda-bercanda ~ yang Maha Dahsyat hanyalah Allah semata !
Langsung ke topik pembahasan saja ya cemanceman :D

 
Postingan saya kali ini terinspirasi dari kuliah umum yang diberikan Dosen makul HukBis saya *nahlo akronim semua, hahaha. HukBis itu salah satu mata kuliah di prodi akuntansi Polines, yang emm mirip kayak pelajaran hukum gitu. Jelas dong, kepanjangannya aja Hukum Bisnis, hehehe. Ini termasuk materi yang bener-bener baru *bagisaya, sempet kaget juga sih ada materi hukum begituan. Cuman karena ada embel-embel Bisnis-nya, jadi agak ngeh kenapa ni materi musti ikut jadi mata kuliah di prodi akuntansi. Yaaa hampir semua mata kuliah ada embel-embel Bisnis-nya -__- sebut saja, Matematika Bisnis, Manajemen Bisnis Pengantar, Hukum Bisnis, dan mungkin kalo bisa, makul Agama juga bakal dijadiin Agama Bisnis ._.

Okeeee kembali ke topik pembahasan lagi !
Kemarin Kamis, tepatnya tanggal 12 Desembar 2013, pukul berapa saya lupa, tapi yang pasti belum sampai waktu sholat zuhur, hehehe, Dosen Hukbis Ak 1 E, yang biasa kami sebut Bu Lilis, menceritakan sedikit pengalamannya saat ikut salah satu seminar di Semarang. Introducing sebentar ya guys., hehe. Bu Lilis ini salah satu dosen terfavorit versi kelas AK 1 E. Taukah kenapa ? Karena beliau selalu dan pasti menyampaikan materi dengan sangat jelas sekali. Saking jelasnya, kami kadang sampai melongo saat diberi penjelasan. Very very amazing deh pokoknya. kadang kalau beliau menyampaikan materi, bulu kuduk ane ikutan merinding. Hahaha, *hus, ni ciyus lho :P
Beliau alumni Universitas tetangga sebelah *Red:Undip, sudah menikah dan dikaruniai kurang lebih 3 anak kalo nggak salah, hehehe. Bisa dibayangkan teman-teman, usia Bu Lilis sudah sangat matang sekali. Apalagi beliau menjabat sebagai dosen di Polines sudah sejak ane umur 3 tahun, alias sejak tahun 1998. wuuuuiiiih ~
Dengan usia yang sematang itu, beliau punya banyak pengalaman yang hemm, emejing sekali. Dan beliau termasuk dosen yang tidak pelit bercerita, Selalu saja dalam setiap kesempatan kuliah, beliau menyisipkan pesan-pesan moral yang beliau dapat dari pengalamannya sendiri. Catat ya, dari pengalamannya SENDIRI. Bu Lilis selalu menenkankan, bahwa beliau tidak akan bercerita mengenai kisah hidup orang lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan dirinya. So, InsayAllah ini cerita real langsung dari pelakunya, hehhe.

Dan kesempatan kuliah kemarin kamis, Bu Lilis menerangkan mengenai materi Asuransi. Di tengah-tengah materi, Bu Lilis menceritakan hasil seminar yang beliau ikuti. Yah memang tidak begitu detail, tapi sangat ngena banget di hati, ugh >.<
Seminar yang beliau ikuti tersebut merupakan seminar khusus untuk para dosen wali Polines. dan sayang sekali, bu Lilis bukan dosen wali AK E. Tapi beliau tidak pandang bulu, siapapun mahasiswanya, pasti akan beliau bagi :) I Love It
Pada awalnya, bu Lilis menceritakan tentang salah satu mahasiswa Universitas sebelah, yang menderita penyakit saraf *saya lupa nama penyakitnya -__-* Mahasiswa tersebut tidak bisa berhenti menggerakkan pergelangan tangan kanannya *Red:Dikibas-kibaskan* dan hal tersebut membuat dirinya tidak bisa mengikuti ujian tulis. Lantas salah seorang dosen mengetahui hal tersebut. Dipanggilnya mahasiswa itu dan kemudian diinterogasi *wuiih bahasanya* maksud saya di tanya secara baik-baik, dari hati ke hati kenapa kok bisa itu tangan kanannya tidak berhenti dikibas-kibas. Awlanya, mas mahasiswa tersebut enggan mengaku. Namun akhirnya, jengjeeeng, mengaku juga. Ternyata, selama ini dia memendam perasaan bersalah pada suatu hal yang tidak usah disebutkan ya :) pokonya si mas-nya itu melakukan sesuatu, dan dia menyesal bangeeeet sampai-sampai dia menghukum dirinya sendiri dengan cara menibas-ngibaskan tangan kanannya. Dan karena terlalu sering, alhasil, tangan kanannya tidak bisa berhenti dikibaskan. Sarafnya kena mungkin ya :o

Nah, dan dari cerita itulah, Bu Lilis berpesan kepada mahasiswanya untuk saling terbuka satu sama lain. Beliau menekankan bahwa kita ini satu saudara. Apapun masalah yang kita hadapi, kecil, sedang, besar, agak besar, atau besar sekali, jangan dipendam sendiri. Jiwa dan raga kita juga punya batas maksimal untuk menampung segala macam beban pikiran. Ingat, kita punya orang tua, punya keluarga, kakak adik, punya teman, punya pacar *ehh, dan saudara-saudara yang tidak harus sedarah yang lain. Yah memang dengan menceritakan masalah kita belum tentu langsung menemukan solusinya, tapi setidaknya ada seperti istilah, kalau dalam hukum bisnis Subrograsi (pengalihan kreditur) wkwkwk, maksud saya ada pengalihan setidaknya sedikit beban masalah kita dengan bercerita. Dan ingat, jadilah pencerita yang baik. Jangan bercerita di sembarang orang dan sembarang tempat, Pamali. Sebagai teman, kakak, adik atau pacar yang baik, kita juga harus dengan ikhlas dan tawakal mendengar semua curhatan teman-teman kita. Yah meskipun kita bukan psikolog yang mampu memberikan solusi kejiwaan, namun setidaknya, kata "Yang sabar ya nduk ..." sudah mampu mencerminkan wujud kepedulian kita. 

Jadi inget salah satu quotes di drama Korea,
"Kesedihan yang dibagi dengan teman, akan berkurang setengahnya. Kesenangan yang dibagi dengan teman, akan bertambah setengahnya"

Well teman-teman, jika memang kamu enggan menceritakan masalahmu, jalan keluar lain agar jiwa raga tidak overload menampung masalah adalah dengan tidak terlalu memikirkan masalahmu. Oh ayolaah, Life is full with struggle. Masalah pasti ada, tapi yang terpenting adalah bagaimana cara kita mengatasinya. Sesekali jadilah pribadi yang EGP *Red:cuek. Bu Lilis berkata, saat masalah datang, ikhtiar kita diuji. Untuk itu, berikhtiarlah. Sedang hasilnya ? Jangan terlalu dipikir pusing nduk. Jika kamu sudah memberikan yang terbaik, sudah maksimal banget, kamu juga sudah menyeimbangkannya dengan doa, tugas kamu selanjutnya adalah istirahat. Tawakal. Serahkan semua hasilnya kepada Allah. Kadang memang hasil yang Allah berikan tidak seperti yang kita harapkan. Tapi percayalah, Allah memberikan yang terbaik untuk kita. Dan ingat, yang kita anggap baik, kita anggap sempurna, belum tentu baik dan sesuai untuk kita. Allah Maha Tahu. Semua yang Ia berikan adalah cerminan dari usaha kita dan rencananya pasti berakhir lebih baik dari yang kita bayangkan.
So guys, jangan menjadikan bebanmu semakin berat dengan terus menerus memikirkannya. Ada saatnya kamu berkata "Hai masalah, kamu memang besar. Tapi maaf, Tuhanku lebih besar darimu."

Tapi lantas jangan menyepelekan -___-
Kita diberi akal dan perasaan, supaya bisa menentukan mana yang baik dan mana yang tidak. Tahu apa yang saya maksut kan ? hahaha :D
Jadi mulai sekarang, stop itu galau-galauan nggak jelas. Jauh-jauh ke luar kota buat kuliah, biar pinter, bukan buat mikirin sesuatu atau seseorang yang jelas-jelas belum saatnya dipikir. Masa depan kita menunggu untuk dibuka tabirnya :)
Thank you bu Lilis :)


Semangat Mutlak !!!

Wassalamu'alaikum ^^

Comments

  1. yessss ketemu lagi akhirnya
    he bu Lilis

    ReplyDelete
    Replies
    1. wkwk :3 iyokih :D saban diwulang bu lilis, bibir ini tidak bisa berhenti 'mlongo'

      Delete

Post a Comment